Planet yang dapat ditinggali umat manusia sejauh perkembangan sains adalah bumi. Sebuah planet yang memberi segala macam kebutuhan penghuniya untuk tetap hidup, namun mendapatkan balasan yang mengerikan dari penghuninya.
Ibarat seorang ibu yang melahirkan beberapa anak, kemudian merawat anak tersebut, namun salah satu anak justru menyiksanya, memperkosanya, bahkan berusaha membunuh ibunya sendiri. Anak durhaka tersebut yaitu hewan mamalia berbulu tipis yang sering disebut manusia.
Baca juga : Homo homini lupus
Manusia merupakan hewan yang masuk dalam keluarga primata. Bersama dengan jenis primata-primata yang lain seperti simpanse, gorila, lutung dan lain sebagainya. Sebagai komparasi, kita bandingkan dengan jenis hewan lain untuk mengetahui kenapa manusia yang mempunyai kemungkinan paling besar menghanccurkan bumi ini.
Perjalanan evolusi mampu menjadikan kita berada di puncak rantai makanan, padahal secara kemampuan fisik kita masih kalah jauh dengan hewan yang lain. Lantas apa yang membuat kita begitu superior diatas bumi?. Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih mendalam, manusia yang sekarang eksis di bumi seringkali disebut homo sapiens.
Baca juga : Mimpi Ngalor Dan Mimpi Ngidul Homo Sapiens (tantangan masa depan)
Sebelumnya ada jenis lain dari keluarga homo yang sama dengan kita yaitu Homo Neanderthal,mereka punah tak tersisa dan hanya menjadikan kita satu-satunya jenis yang tersisa. Apa yang menyebabkan mereka hilang tak tersisa dibumi? Apakah mereka lemah? Menurut penelitian yuval noah harari, Neanderthal bahkan lebih kuat daripada kita secara individu.
Yuval berpendapat bahwa penyebab sapiens menang dari neanderthal adalah skill sosial yang dimiliki sapiens. Neanderthal mempunyai kecenderungan melakukan apapun sendirian, sedangkan sapiens selalu saling membutuhkan dan menciptakan budaya kolektif sehingga menjadi kuat.
Kita
loncat ke era dimana sapiens menjadi raja dibumi. Seperti paragraf diatas, kita
yang mempunyai fisik yang lebih lemah dari pada hewan yang lain tapi mampu
menjadi puncak rantai makanan. Yuval berpendapat bahwa sapiens berevolusi
terlalu cepat.
Kita ambil contoh evolusi dari mamalia lain seperti rusa dan singa. Singa memangsa rusa, namun rusa belum juga punah ksrena rusa berovolusi dengan larinya yang semakin kencang. Melihat rusa berevolusi, singapun tak kalah ketinggalan dengan larinya yang juga semakin cepat.
Fenomena tersebut menjadikan alam selalu seimbang. Dalam kasus homo sapiens, mereka dianggap terlalu cepat berevolusi sehingga alam tidak lagi mampu mengimbanginya. Sebelum akhirnya menemukan cara bercocok tanam, sapiens hidup dengan cara nomaden.
Ketika sumberdaya alam dirasa semakin menipis, mereka memberi kesempatan alam untuk recovery. Menurut yuval, setelah manusia menemukan konsep bercocok tanam inilah awal dari penyebab kehancuran bumi.
Mulai dari konflik horizontal sesama sapiens
memperebutkan lahan, sampai terus-terusan memperkosa bumi tanpa memberi waktu
bumi menyembuhkan dirinya sendiri.
Semoga hari kalian menyenangkan ^_^
No comments:
Post a Comment