Wednesday, February 15, 2023

Homo homini lupus

 

pict by:pixabay

Homo Homini Lupus

Seperti apakah hakikat manusia? Seperti apakah sifat murni dari manusia? kita bedah bersama-sama dengan menimbang pendapat dari tokoh sejarah, filsuf dan psikologi. Kita ambil satu dari sekian banyaknya tokoh yang membahas hal tersebut, diantaranya adalah Jean-Jacques Rosseau. Rosseau berbicara tentang hakikat manusia dimana menurut beliau, manusia sejatinya baik sampai ketika peradaban menghancurkan sifat tersebut.

Apa yang mendasari pendapat rosseau? Sebelum 10.000 tahun yang lalu, sebelum akhirnya manusia memutuskan untuk tinggal menetap setelah ditemukannya cara beercocok tanam, seperti yang kita ketahui bahwa cara hidup pendahulu kita adalah nomaden (berpindah-pindah). 

Cara hidup yang sangat mengandalkan apa yang sudah disediakan alam untuk bertahan hidup. Mencari makanan dengan cara pindah ke tempat satu ke tempat lainnya. Dalam proses perjalannya, para ahli sepakat bahwa manusia berkelompok dan bahkan bisa saling tukar anggota kelompoknya. 

Permasalahannya dimulai ketika manusia memilih untuk menetap. Menurut rosseau, awal manusia terlibat denngan perang berskala panjang sampai sekaranng adalah ketika hak milik individu mulai terbentuk. Penyebab perang terjadi salah satunya adalah karena perebutan alat produksi berupa lahan, masing-masing saling menganggap sesamanya adalah musuh.

Mari kita loncat ke beberapa millennium kedepan, masa dimana para ahli psikologi akhirnya menemukan teori mengenai kebencian. Penyebab perasaan benci yang menjangkit manusia dengan manusia lain, bisa jadi karena manusia tidak saling mengenal satu sama lain. Kasus yang menggambarkan fenomena tersebut adalah natal pada tahun 1914. 

Peristiwa tersebut terjadi ketika perang dunia ke 1 sedanng berlangsung. Pertempuran antara serdadu britania dan jerman sedang berlangsung kemudian berhenti. Bahkan antara kedua serdadu yang sebelumnya saling ingin membunuh malah bermain bola bersama. Banyak yang beranggapan bahwa serdadu di medan perang berani mati karena ideologi. 

Baca juga : Ibu Bumi

Ternyata yang menjadi motivasi dari sebagian besar dari mereka adalah “freundschaft” (persahabatan dalam bahasa jerman). Yuval noah harari berpendapat bahwasannya manusia mempunyai limitasi untuk saling kenal satu sama lain. Limitasi tersebut hanya sampai di angka 150 orang. Untuk menanggulanginya, perlu diciptakan  mitos yang mampu di pahami semua orang untuk saling bekerjasama misalnya “kemanusiaan”. 

Barangkali serdadu bertempur karena tidak mengetahui bahwa yang coba dibunuhnya tidak sama dengan dirinya. Kenapa demikian? Rutger bregman berpendapat karena wacana kontruksi yang menjadi penyebabnya. Di britania pada perang dunia ke 1 masyarakat dicekoki berita tentang orang jerman sebagai hun ganas yang menusuk bayi dengan bayonet, dan menusuk pendeta di lonceng gereja.

Kita menjadi serigala karena menganggap orang lain juga serigala dan kemudian menunggu untuk saling memangsa. Ada cerita menarik untuk menganalogikan fenomena tersebut. Pada tahun 1960, seorang perempuan bernama kitty sedang dalam perjalanan dari bar menuju rumahnya. 

Di jalan dekat rumahnya, kitty ditusuk oleh orang tidak dikenal dan kemudian meninggal. Sebelum meninggal kitty sempat berteriak dengan harapan ada yang mendengar dan menolongnya. Teriakannya membanngunkan 37 penduduk rusun namun tidak ada yang bertindak. Ketika diinvestigasi alasannya, ternyata penduduk merasa bimbang. 

Bimbang bahwa barangkali salah satu diantara mereka sudah ada yang menelepon polisi. Masing-masing beranggapan bahwa sudah ada yang bertindak.






Kawan-kawan yang lebih mengetahui silakan mengomentari atau mengkoreksi, terimakasih.
Semoga hari kalian menyenangkan  ^_^

No comments:

Post a Comment