pict by:pixabay
Homo Homini Lupus
Seperti apakah hakikat manusia? Seperti apakah sifat
murni dari manusia? kita bedah bersama-sama dengan menimbang pendapat dari
tokoh sejarah, filsuf dan psikologi. Kita ambil satu dari sekian banyaknya
tokoh yang membahas hal tersebut, diantaranya adalah Jean-Jacques Rosseau.
Rosseau berbicara tentang hakikat manusia dimana menurut beliau, manusia
sejatinya baik sampai ketika peradaban menghancurkan sifat tersebut.
Apa yang mendasari pendapat rosseau? Sebelum 10.000
tahun yang lalu, sebelum akhirnya manusia memutuskan untuk tinggal menetap
setelah ditemukannya cara beercocok tanam, seperti yang kita ketahui bahwa
cara hidup pendahulu kita adalah nomaden (berpindah-pindah).
Cara hidup yang
sangat mengandalkan apa yang sudah disediakan alam untuk bertahan hidup. Mencari makanan dengan cara
pindah ke tempat satu ke tempat lainnya. Dalam proses perjalannya, para ahli
sepakat bahwa manusia berkelompok dan bahkan bisa saling tukar anggota
kelompoknya.
Permasalahannya dimulai ketika manusia memilih untuk menetap. Menurut
rosseau, awal manusia terlibat denngan perang berskala panjang sampai sekaranng
adalah ketika hak milik individu mulai terbentuk. Penyebab perang terjadi salah
satunya adalah karena perebutan alat produksi berupa lahan, masing-masing
saling menganggap sesamanya adalah musuh.
Mari kita loncat ke beberapa millennium kedepan, masa dimana para ahli psikologi akhirnya
menemukan teori mengenai kebencian. Penyebab perasaan benci yang menjangkit
manusia dengan manusia lain, bisa jadi karena manusia tidak saling mengenal
satu sama lain. Kasus yang menggambarkan fenomena tersebut adalah natal pada
tahun 1914.
Peristiwa tersebut terjadi ketika perang dunia ke 1 sedanng
berlangsung. Pertempuran antara serdadu britania dan jerman sedang berlangsung
kemudian berhenti. Bahkan antara kedua serdadu yang sebelumnya saling ingin
membunuh malah bermain bola bersama. Banyak yang beranggapan bahwa serdadu di
medan perang berani mati karena ideologi.
Baca juga : Ibu Bumi
Ternyata yang menjadi motivasi dari
sebagian besar dari mereka adalah “freundschaft”
(persahabatan dalam bahasa jerman). Yuval noah harari berpendapat bahwasannya
manusia mempunyai limitasi untuk saling kenal satu sama lain. Limitasi tersebut
hanya sampai di angka 150 orang. Untuk menanggulanginya, perlu diciptakan mitos yang mampu di pahami semua orang untuk
saling bekerjasama misalnya “kemanusiaan”.
Barangkali serdadu bertempur karena
tidak mengetahui bahwa yang coba dibunuhnya tidak sama dengan dirinya. Kenapa
demikian? Rutger bregman berpendapat karena wacana kontruksi yang menjadi
penyebabnya. Di britania pada perang dunia ke 1 masyarakat dicekoki berita
tentang orang jerman sebagai hun ganas yang menusuk bayi dengan bayonet, dan
menusuk pendeta di lonceng gereja.
Kita menjadi serigala karena menganggap orang lain
juga serigala dan kemudian menunggu untuk saling memangsa. Ada cerita menarik
untuk menganalogikan fenomena tersebut. Pada tahun 1960, seorang perempuan
bernama kitty sedang dalam perjalanan dari bar menuju rumahnya.
Di jalan dekat
rumahnya, kitty ditusuk oleh orang tidak
dikenal dan kemudian meninggal. Sebelum meninggal kitty sempat berteriak dengan
harapan ada yang mendengar dan menolongnya. Teriakannya membanngunkan 37
penduduk rusun namun tidak ada yang bertindak. Ketika diinvestigasi alasannya,
ternyata penduduk merasa bimbang.
Bimbang bahwa barangkali salah satu diantara
mereka sudah ada yang menelepon polisi. Masing-masing beranggapan bahwa sudah
ada yang bertindak.
Kawan-kawan yang lebih mengetahui silakan mengomentari atau mengkoreksi, terimakasih.
Semoga hari kalian menyenangkan ^_^
No comments:
Post a Comment