Gradasi Matahari
Selepas waktu ashar, suasana sunyi
sebab lepas dari kebiasaan yang disebut ramai oleh ketergatungan listrik.
“kalau kita bayar telat sudah dipastikan disaroni petugas, namun listrik acap
kali padam, bagaimana sih?” celoteh mbah sahiroh disertai dengan tawanya.
Tak lama setelah itu, aku mendapati
seorang petugas jasa antar barang mendatangi kediamanku. “sepucuk surat dari
perusahaan asuransi” gumamku.
Melihat petugas tersebut,
pertanyaanku selanjutnya lahir. “hujan kehujanan, panas kepanasan, apakah
upahmu sepadan pak?” pengecut, karena hanya mampu kukatakan dalam hati saja.
Mungkin terdengar normatif bahwa
bekerja, berjuang demi memenuhi biaya kehidupan adalah hal yang lumrah. Bila ternyata dijumpai kenyataan upah yang miringlah yang menjadi keresahanku.
Apa yang membuat mereka bertahan?
Baca juga : Lalu lalang lalu lintas
Semoga hari kalian menyenangkan ^_^
No comments:
Post a Comment