Monday, April 3, 2023

Diatas Panggung



Silampukau,folk,surabaya


Diatas Panggung

Silampukau merupakan duo maut asal surabaya yang memberikan warna tersendiri dalam jagat permusikkan duniawi. Duo maut ini menempuh jalur folk sejak tahun 2009 lalu. Dari penturan mas kharis dan mas eki, bisa saja mereka menempuh jalur lain seperti pop atau rock, namun keterbatasan biaya membeli alat musik elektrik menjadi alasannya. Agak laen emang. 

Di zaman "gak inggris gak keren", silampukau menjadi antitesa melalui karya-karyanya. Bahasa indonesia tidak sekedar sarana komunikasi dibuatnya. Metafora warna-warni tergores diatas kanvas nada silampukau. Melalui pengakuan mas kharis, silampukau menganut madzhab kuno dalam berseni. Semacam menemukan keindahan dalam kekacauan.  

Baca Juga : Hujan tidak kepanasan dan panas tidak kehujanan

Syair-syair puitis dan apa adanya, kerap menjadi senjata mas eki dan mas kharis dalam menghipnotis pendengarnya. Lagu-lagu silampukau sering menggambarkan suasana dan kondisi surabaya yang semrawut, namun disampaikan dengan elegan. Misalnya lagu "malam jatuh disurabaya", yang menceritakan kesemrawutan jalanan surabaya oleh macet, duo maut ini mampu menyampaikannya dengan cara yang menggemaskan.

Dengan luasnya skena permusikkan duniawi, tentu tidak semua tahu atau mengenal duo maut ini. Bahkan silampukau pernah mengalami fenomaena unik yang bersinggungan dengan penonton festival. Kala ketika mereka bermain di Signature Music Festival 2022 lalu. 

Awalnya promotor festival mengundang Nadine Amizah, namun kemudian diganti oleh silampukau. Mereka bermain sebagai pengganti Nadine yang gagal tampil, padahal jauh-jauh tanggal sudah diiklankan. Banyak penonton yang merasa kecewa, sebab mereka menganggap silampukau kurang terkenal wkwkw. Bahkan ada yang menulis dalam komentar supaya uang tiketnya ditukar lagi walaupun separuh harga.

Baca Juga : Senandung Mesra Efek Rumah Kaca Melankolia

Meski begitu, silampukau tetap manggung di festival tersebut. Menanggapi protes para penggemar, duo maut ini menanggapinya dengan guyon juga. "Gapapa, wajar kalian belum mengenal kami, toh kami juga belum mengenal diri kami sendiri, kami masih remaja, baru tiga belas tahun, masih banyak yang harus kami pelajari".

Dari sudut pandang silampukau, setiap panggung adalah sarana perkenalan. Mereka sangat menikmati ketika bermain didepan orang-orang yang belum mengenalnya.

Silampukau tetap ajaib. Karya-karyanya selalu ditunggu para pendengarnya. 

Aku Sayang Kalian^_^




2 comments: