Wednesday, April 12, 2023

Hidup

generasi gadget,internet,bahaya internet, pengaruh sosial pengguna sosial media, total populasi dunia
pict by : pixabay-gdj


Hidup

Bertahan Hidup

Usia bumi atau planet tempat kita tinggal dan hidup diperkirakan telah berusia 4,543 miliar tahun. Berbagai macam periode/zaman telah terlewati, hingga sampai pada akhir era neozoikum kehidupan manusia mulai ditemukan. Dalam sudut pandang sains, awal kehidupan diperkirakan sudah ada semenjak 2 sampai 3 juta tahun lalu.

Perjalanan manusia diatas bumi tidak berjalan mulus begitu saja, tantangan kepunahan juga pernah mewarnai perjuangan manusia. Ancaman-ancaman seperti kelaparan, peperangan dan wabah penyakit hingga bencana alam menjadi varietas penyebabnya.

Seiring berjalannya waktu manusia mulai belajar mengenal dirinya, dan pengetahuannya diturunkan ke generasi selanjutnya demi kualitas hidup yang lebih baik. Miliaran buku telah tercetak sebagai perantara penghubung manusia dari satu kepala ke kepala yang lain. Tinggal bagaimana kita sebagai manusia mau atau tidak untuk mengaksesnya.


Berkembang Biak

Saat ini dalam milenium ketiga masehi, populasi manusia kini terhitung sekitar hampir 8 miliar jiwa. Angka tersebut menjadi jumlah yang terbanyak dari beberapa periode manusia hidup di bumi. Dilansir dari laman website Databoks, statistik populasi manusia berdasarkan umur dibagi menjadi beberapa bagaian seperti berikut:
  • Usia 0-14 tahun berjumlah 1,93 miliar jiwa
  • Usia 15-65 tahun berjumlah 4,99 miliar jiwa
  • Usia 65 tahun keatas berjumlah 681 juta jiwa 
Baca Juga : Keyboard warrior 

Berlari Dijalan Yang Penuh Lubang

Diantara angka-angka tersebut, disamping karena memang menjadi tuntutan zaman, hampir semuanya pernah bersentuhan dengan internet, dan menurut wearesocial dan hootsuit, pengguna paling aktif internet sekitar 4 miliar jiwa, atau sekitar 50 persen penduduk bumi.

Berdasarkan data diatas, internet menjadi sesuatu yang penting guna keberlansungan peradaban. Lantas bagaimana jika internet tidak bisa digunakan lagi dizaman sekarang? Seandainya padam sementarapun sudah pasti terjadi kerugian yang besar umat manusia. 

Dilansir dari laman okefinance, riset yang dilakukan oleh Top10VPN, bekerja sama dengan Pengawas Kebebasan Internet Netblock dan The Internet Society, yang meneliti pengaruh padamnya internet terhadap kesetabilan ekonomi dunia. Riset tersebut dilakukan pada tahun 2019 silam dan meneliti sekitar 122 negara yang mengalami pemadaman internet sementara.

Dalam laporan yang ditulis Samuel Woodhams Simon Migliano, dimana ia mewakili riset tersebut, mengatakan kurang lebih "gangguan internet mempengaruhi ekonomi formal dan informal, dan kebanyakan terjadi di negara yang kurang berkembang. Dampaknya bisa berlanjut pada kepercayaan investor yang terlibat".

Pada tahun 2019, angka kerugian mencapai angka 8 miliar dollar amerika akibat pemadaman internet selama 18.000 jam dalam setahun. Ketika dikonversi ke mata uang rupiah, sekitar Rp.110,4 triliun (Rp.13.804/USD pada tahun 2019).


Lubang-lubang Baru

Menimbang fenomena dari tersebut, internet akhirnya menjadi kebutuhan primer manusia. Atas ketiadaan internet dizaman sekarang, walau hanya sementara ternyata ada bayaran yang mahal sebagai konsekuensi. Namun harus diimbangi dengan pengetahuan-pengetahuan supaya bijaksana dalam menggunakannya. 

Dalam aspek lain, internet tidak hanya untuk relasi ekonomi saja. Praktik sosial dan hiburan pun kini didominasi internet. Pengguna internet dalam kedua aspek tersebut paling banyak diakses oleh manusia dengan usia yang terbilang muda. 

Anak-anak muda telah terbiasa mengakses berbagai macam platform komunikasi dan hiburan. Bagai dua sisi koin yang berlawanan arah, nilai positif dan negatif atas pengaruh internet dalam konteks ini, mempunyai potensi yang sama untuk dirsakan pengguna. 

Pengaruh positifnya, tidak perlu lagi ditanyakan. Seperti dimudahkannya komunikasi virtual, akses pengetahuan yang murah dan mudah, juga dapat dilakukan dimanapun atau kapanpun, dan masih banyak contoh yang lainnya.

Sedangkan untuk pengaruh negatif, banyak terjadi dengan laten (tanpa disadari munculnya) oleh sebagian pengguna. Banyak dari sebagian pengguna mengeluhkan pengaruh yang satu ini.  Pengaruh negatif yang paling disorot untuk saat ini adalah ketidak stabilan mental sebagian pengguna. 

Penyakit mental seperti ambisi untuk selalu menunjukan apapun yang dipunyai, sehingga tanpa disadari menjadi standar hidup bagi sebagian pengguna. Semakin banyak yang melakukan, dapat menjadi status quo seiring berjalannya waktu.

Contoh negatif lainnya adalah pengguna yang merasa insecure akibat postingan pengguna lain. Ketika melihat postingan orang lain dengan asumsi bahwa orang lain lebih baik dari yang melihat, kemudian muncul perasaan iri hati atas ketidak mampuannya menjadi seperti yang dilihat, berujung menyalahkan diri sendiri. Walaupun banyak yang menilai sebagai dorongan motivasi. 

Eumm sepertinya saya ngelantur.
Untuk pecahan fragmen yang lain, yaitu berusaha menambal lubang bisa dalam coretan selanjutnya wankawan.

Aku Sayang Kalian ^_^

No comments:

Post a Comment