Sakit Gigi Dan Segala Macam Problematikanya
Sakit gigi adalah bencana. Walaupun masuk kedalam kategori bencana sedang, dampaknya diniscayakan mampu menggoyangkan kestabilan sebuah kerajaan.
Lah lantas apa korelasinya?. Jadi begini, para pengidap sakit gigi, khususnya dalam level sakit yang tinggi, secara jasmani maupun rohani secara keseluruhan terganggu. Pengidap merasa lebih sensitif. Mulai dari badan yang terasa lemas, daya pacu otak terganggu, perasaan gundah tak menentu, dan intinya kacau deh.
Baca juga : Awalnya bingung, akhirnya makin bingung
Efek yang terjadi pada pengidap, ketika tak mampu mengontrol psikologisnya, berimbas pada pengambilan keputusan yang impulsif. Maka dari itu raja yang rentan tadi perlu penasihat yang mumpuni dalam mengatasi hal tersebut.
Sayangnya, penderita sakit gigi cenderung menyembunyikan kondisinya, akibatnya banyak yang tak tahu bahwa mereka sedang tertimpa bencana. Para penasihat kerajaan diharapkan supaya lebih peka lagi, toh ini bisa menimpa siapa saja, gerakan antisipasi kolektif harus dibangun. Saling tolong menolong, saling menaruh perhatian, agar semua elemen dapat terselamatkan.
Bayangkan, raja yang punya otoritas untuk mengerahkan pasukan dengan jumlah yang besar, ketika mengalami kondisi psikologi yang tidak stabil. Bisa gawat tuh kalo semisal dengan adanya sesuatu yang membuatnya jengkel. Bisa-bisa unjuk rasa yang sedang digelar rakyatnya, langsung di bubarkan pasukan raja atas perintahnya, karena suara gaduh yang dibuatnya. Kita semua tahu, ketika bencana sakit gigi sedang menyerang, sekecil apapun suara rakyat mampu membuatnya semakin menderita dan terganggu. Ngeri kan?.
Baca juga : Individu versus everybadeh
Lalu bagaimana jika yang terjangkit adalah istri sang raja? andai saja raja dari tanah antah berantah masih hidup, kita mungkin tahu jawabannya. Eummm. Lah kan raja agak lama tuh duduk ditahtanya, lebih dari dua dekade kan waktu yang lama, pasti mengalami banyak halangan dan rintangan dalam melanggengkan kekuasaannya. Mungkin selain halangan dari demonstrasi rakyat, yang menuntut raja menurunkan harga pangan pokok, salah satu halangannya ya itu tadi, diserang sakit gigi. Baik pak raja sendiri yang kena, ataupun istrinya.
Baca juga : Ada apa dengan cinta (manipulasi moralitas mengkontruksi individu)
Soalnya, dengar-dengar mendiang raja sangat sayang sama sang istri, bahkan rakyat yang mengkritik si istri pun bisa hilang tanpa jejak. eummm untuk raja antah berantah yang baru, apakah sayang istri juga ?.. kalau iya eummm.
lebih baik tidak sakit hati dari pada sakit gigi.
Semoga hari kalian menyenangkan ^_^
No comments:
Post a Comment