Sunday, March 19, 2023

Awalnya bingung, akhirnya makin bingung.

pict by : pixabay-jwvein

Awalnya bingung, akhirnya makin bingung.

Berbatang-batang rokok sudah terbakar habis, secangkir kopi kini hanya tersinya ampasnya. Ditemani atau sendirian rasanya sama saja.

Jika tujuan komunikasi adalah misi penyampaian sebuah pesan, maka bahasa tercipta guna menjadi perantara keduanya. Evolusi menuntut bahasa supaya lebih mudah dipahami dan lebih gampang digunakan. Bahasa tidak selesai pada sesuatu yang terucap dan tertulis saja. 

Untuk era serba canggih seperti sekarang ini, subjek pengguna bahasa bahkan bukan hanya manusia. Mesin-mesin komputer ketika memproses data, mereka berkomunikasi dengan manusia.

Baca juga : Buang sampah pada tempatnya (abis makan jangan lupa ngutang)

Pesan atau misi yang terkandung dalam bahasa bisa berupa intruksi, pertanyaan, pernyataan, hingga pengungkapan perasaan masing-masing subjek. Instrumen bahasa bisa berupa kata-kata, isyarat/tanda, hingga bunyi-bunyian terstruktur atau musik. 

Subjek-subjek yang terlibat dalam komunikasi, harus memliki chemistry tertentu. Setidaknya atau sekurang-kurangnya, masing-masing subjek punya suatu konsensus. Konsensus bisa disepakati hanya jika masing-masing subjek saling menaruh empati. 

Contoh yang bisa diangkat adalah ketika masing-masing subjek berbeda definisi suatu diksi, komunikasi yangterjadi pasti jauhdari apa yang diharapkan. Misalnnya kasus perbedaan terminologi mengenai diksi "maneh" kemarin. Subjek satu beranggapan bahwa diksi tersebut kurang sopan, dan subjek dua beranggapan diksi tersebut sopan.

Komunikasi kedua subjek akhirnya berujung salah paham dan bisa menjadi malapetaka. Tpi bagaimana jika sudah bisa saling memahami atau punya chemistry?. Tentu komunikasi yang terjadi memungkinkan untuk menjadi baik secara outputnya. 

Misalnya sepasang sahabat yang sudah lama kenal, atau belum lama kenal namun memiliki chemistry untuk saling memahami. Meski hanya bertatap-tatapan, tanpa mengucapkan kata-kata, pesan yang disampaikan bisa ditangkap masing-masing subjek. 

Baca juga : Individu versus everybadeh

Lantas apa yang terjadi ketika seseorang sedang melongo sendirian? Tampak luar seperti diam tak bergerak. Namun barangkali seseorang tersebut sedang berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Sebuah metode perenungan, kontemplasi, guna mengevaluasi apa yang sudah terjadi dan dialami dirinya. 

Butuh keberanian untuk menerima bahwa kita bisa saja salah. Atau barangkali ini yang sering disebut sebagai kebijaksanaan.



Agak seret ni kepala, gini-gini aja, barangkali ada bahan buat saya belajar ya kawan-kawan.

Aku Sayang Kalian ^_^




No comments:

Post a Comment